SENIMAN ANTARA PERSEPSI DAN FANTASI
Oleh :
Haja Gita Rahmayani
2106104030014
email : hajagitarahma@gmail.com
Dalam kehidupan berkesenian ketika seorang seniman sedang berinstropeksi diri dan merasakan apa yang ada di dalam dirinya memang dapat dimengerti bahwa dalam dirinya merasa senang kalau melihat sesuatu keindahan yang akan dia tuangkan kedalam karya seni.Dikatakan bahwa kesenian ialah bagian dari elemen kebudayaan (Koenjaraningrat, 1984) karya seni adalah suatu produk dari kreativitas suatu kebudayaan. Karya seni sebagai suatu artefak kebudayaan yang otentik dari hasil berkarya seorang seniman, karya seni terdapat bentuk dan isi. Bentuk dalam karya seni mempunyai pengertian satu kesatuan organis yang terdiri dari unsur dan prinsip seni yang memiliki nilai ungkapan dan ekspresi. Sahman (1993: 192) proses mencipta memperlihatkan tahapan-tahapan: munculnya gagasan, pengembangan dan penyempurnaannya, serta penuangannya kedalam medium. Dari wujud suatu karya seni mempunyai isi atau makna, untuk mendapatkan isi atau makna ini seniman mengaitkan antara elemen, prinsip serta budaya. Bentuk karya seni lebih menekankan kepada unsur dan prinsip seni dalam bentuk organis, sedangkan isi atau makna merupakan unsur yang membentuk struktur dalam arti atau makna.
Keindahan atau estetika adalah perihal yang ada kaitanya dengan sesuatu yang estetis serta suatu cita rasa tersendiri dalam menikmatinya. Estetika merupakan gabungan dari ilmu pengetahuan dan filsafat seni, secara luas estetika memiliki arti pemikiran filosofis yang berkaitan tentang seni dan dunia keindahan. Estetika berkaitan dengan proses penciptaan karya seni dan seluruh permasalahan yang berkaitan dengan suatu karya seni. Di sisi lain manusia sebagai makluk multidimensi mempunyai peran untuk mencipta, dan mengamati suatu karya seni sesuai dengan cita rasa yang dimilikinya. Semua ini memberikan gambaran bahwa dalam diri manusia berlangsung kegiatan maupun aktifitas kejiwaan dalam merasakan suatu keindahan.
Estetika dalam karya seni
Menurut Walgito (2004: 85) Mengenai kekuatan dan kemampuan jiwa manusia telah dibedakan adanya dua golongan besar yaitu; (1) kemampuan seseorang menyerap stimulus dari luar, kemampuan ini berhubungan dengan pengenalan atau kognisi (2) kemampuan seseorang untuk memunculkan apa yang adadidalam jiwanya, kemampuan ini berkaitan dengan motif, kemampuan atau konasi. Kemapuan kognisi merupakan keyakinan indifidu tentang suatu yang diperoleh dari tahapan berpikir tentang seseorang atau sesuatuyaitu: membaca, belajar, mengingat, penalaran logis, dan memperhatikan. Masing-masing kemampuan kognisi di atas dapat untuk membantu mempelajari keterampilan baru dan mengembangkan diri.Kemampuan konasi adalah kemampuan yang berhubungan dengan kehendak, kemauanatau kehendak ini adalah salah satu kegunaan hidup dari kejiwaan manusia, bias diartikan dengan aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif serta berkaitan dengan pelaksanaan suatu tujuan.Tujuan ialah titik akhir dari tindakan yang tertuju pada sesuatu arah. Selain manusia mempunyai kemampuan menerima stimulus dari luar dan menyatakan apa yang di inginkan, manusia masih dapat melihat apa yang dihasilkan dari stimulus itu, terpaut keadaan yang terdapat dalam jiwanya. Manusia akan merasa senang apabila melihat sesuatu yang indah, ataupun sebaliknya.
Di dalam kehidupan berkesenian terdapat tiga komponen seni yang saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Ketiga komponen seni ini adalah seniman, karya seni dan apresiator, lihat Sahman (1993). Seniman adalah suatu istilah secara subjektif yang merujuk pada seseorang yang kreatif, inovatif, atau mahir dalam bidang seni dan yang menciptakan karya seni. Kata ini guna menyebutkan indifidu- indifidu yang membuat karya seni, semisallukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film serta senimusik. Seniman memakai imajinasi serta bakat yang dimiliki guna menciptakan karya seni dengan nilai estetik.Seniman dengan pengalaman kreatifnya memiliki dua sisi dalam jiwanya yaitu sisi subjektif dan sisi objektif.Sisi subjektif meliputi berbagai faktor psikologis senimannya, keinginannya, sistem dalam menilai, dan beragam pengalaman khusus yang dipunyai seniman. Refleksi Seniman dalam Persepsi dan fantasi yaitu :
Persepsi dalam Diri Seniman
Dari paparan latar belakang di atas bahwa kehidupan manusia atau individu tidak bisa lepaskan dari lingkungannya,dari lingkungan fisik ataupun lingkungan sosialnya. Sejak seseorang lahir, semenjak itu manusia secara langsung memiliki hubungan dengan dunia yang ada disekitarnya, saat itu juga secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya serta ini berhubungan dengan persepsi.Stimulus adalah hal yang merangsang terbentuknya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan serta yang lainyayang mampu ditangkap menggunakan panca indera. Menurut Rakhmat (2007: 51) persepsi ialah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang didapat dengan menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan. Kehidupan seorang seniman dalam mencari ide dan gagasanya memiliki persepsi dalam dirinya dengan melihat objek, peristiwa, dan informasi yang didapatkannya sebagai sesuatu hal dari pengalaman yang di imajinasikanselanjutnya akan ditrasferkan ke sebuah karya seni. Persepsi adalah tahapan yang diawali oleh tahap pengindraan yang ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional, yaitu proses diterimanya stimulus oleh manusia menggunakan panca indra juga sering disebut proses sensoris.
Dalam diri seorang seniman tahapan itu tidak berhenti begitu saja, namun stimulus tersebut diteruskan serta diproses yang seterusnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi oleh seniman tidak mungkin lepas dari proses pengindraan, serta proses penginderaan adalah proses awal dari proses persepsi oleh seorang seniman. Proses pengindraan akan berlangsung di setiap saat oleh seniman, pada saat seniman menerima stimulus melaui alat indra yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengaran, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit dan tangan sebagai indera peraba, semua itu adalah alat pengindra yang dipakai untuk menerima stimulus secara fisik dari luar seniman. Panca indra adalah sarana antara manusia dengan dunia luar (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).
Proses stimulus yang di indrakemudian oleh seniman diorganisasikan dan di interpretasikan, seningga seniman menyadari, mengerti tentang pengalaman apa yang di indra itu, dan dalam proses ini di sebut persepsi. Dengan demikian mampu di ungkapkan bahwa stimulus diterima oleh panca indraseniman (pengindraan), dan melaui proses pengindraan stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan di interprestasikan (Davidoff, 1981). Persepsi ialah proses yang integrated(gabungan) Pada diri manusia terhadap stimulus yang diterima (Moskowitz dan Orgel, 1969). Dengan begitu bias dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpetasian terhadap stimulus yang di serap melalui inderanya sehingga merupakan wujud yang berarti, serta merupakan respon yang ter-integratedn dalam diri seniman.
Bagan proses penuangan persepsi pada manusia
Bagan proses penuangan persepsi dalam karya seni
Dalam pengindraan, seorang seniman akan mengaitkan dengan stimulus atau rangsangan yang diterimanya, sedangkan dalam pesepsi seniman akan mengaitkan dengan objek yang dia imajinasikan dalam pikiran yang ada dalam jiwanya. Dengan pesepsi seniman akan menyadari secara umum tentang keadaan disekitarnya dan juga keadaan diri sendirinya secara khususStimulus bias hadir dari luar seniman berupa bentuk fisik, namun juga bias hadir dari dalam seniman sendiri berupa imajinasi. Sebagian besar stimulus hadir tidak dari dalam dirinya diri seniman atas apa yang dia dapatkan dari pengalamanya selanjutnya dia mengimajinasikannya. Persepsi seniman dapat melaui bermacam-macam alat indra yang ada pada di diri seniman, tetapi sebagian besar persepsi tersebut melalui alat indra penglihatan. Persepsi oleh seniman merupakan aktivitas yang integrated pada diri seniman, sehingga apa yang terdapat dalam diri seniman seperti pikiran, latar belakang, imajinasi, sosial dan budaya akan turut aktif pada persepsi seniman.
Dari hal itu pada persepsi bisa dikemukakan karenakan perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman seniman, ide, gagasan, imajinasi dan sebagainya. Antara seniman satu dengan seniman yang lainnya pengalaman dalam berpesepsi yang belum tentu sama, sehingga dalam mempersepsi suatu stimulus, hasilpersepsi dimungkinkan bisa berbeda antara seniman yang satu dengan seniman yang lain, persepsi ini umumnya bersifat individual. mempunyai arti bagi seniman sebagai sebuah pengalaman. Dari pendapat tersebut bahwa “stimulus” merupakan salah satu faktor yang berperan dalam berpersepsi. Berkaitan dengan unsur yang memiliki peran pada persepsi seniman yaitu; (1) objek yang dipersepsi (2) alat indra (3) perhatian. Objek yang dipersepsi, Objek yang akandipersepsi seniman memunculkan stimulus yang mengenai panca indera atau reseptor. Reseptor yaitu struktur pada sistem saraf yang peka terhadap rangsangan pancaindra.
Stimulus bias hadir dari luar seniman yang mempersepsi, namun juga bias hadir dari dalam senimanyang bersangkutan langsung menyenyuh syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun kebanyakan stimulus hadir dari luar seniman. Alat indra atau disebut juga reseptor adalah saranat untuk menerima stimulus/rangsangan. Seorang seniman menerima rangsangan melalui alat indra yang dia gunakan. Alat indra adalah alat- alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat pengindra manusia juga disebut panca indra, dikarenakan terdapat lima indra yaitu indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra pembau/penciuman (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). Indra merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran jiwa diri dengan material lingkungan.
Secara biologis terdapat syaraf sensoris sebagai alat guna melanjutkan meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.Dengan alatindra seorang seniman dapat menangkap apa yang ada di lingkungan sekitar sebagai sebuah pengalaman sensoris, yang selanjutnya pengalaman itu yang akan dituangkan kedalam karya seni. Perhatian, untuk menyadari atau mengadakan persepsi oleh seniman perlu adanya perhatian. Perhatian adalah pemusatan serta konsentrasi dari seluruh aktifitas manusia yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek (Walgito, 1997).Jika seorang seniman sedang memperhatikan objek yang ada di luar dirinya, berarti seluruh aktifitas seniman dikonsentrasikantau di fokuskan pada objek tersebut. Perhatian ialah merupakan langkah awal sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi oleh seniman. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktivitas seniman yang ditunjukkan terhadap suatu atau kumpulan objek yang ada di luar diri seniman. Proses terjadinya persepsi oleh seniman awalnya dari objek yang dilihat menimbulkan stimulus, stimulus ini Berkaitan alat indra atau reseptor.
Fantasi dalam Berkarya Seni
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk anggapan atau bayangyan baru. Dengan kekuatan fantasiseorang seniman dapat melepaskan ide, gagasan dan lepas dari suasana yang dihadapi serta untuk meraih ke depan, ke kesuasana yang akan datang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa seniman dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Fantasi secara disadari contohnya ketika seorang seniman betul-betul menyadari akan fantasinya, seniman lukis yang sedang menciptakan lukisanya dengan kemampuan fantasinya seperti lukisan surealisme, abstrak, ekspresif dan lain lain Contoh berikutnya seorang pemahat yang sedang mamahat patung abstrak maupun realis atas dasar fantasinya.
Fantasi yang tidak disadari, yaitu apabila seorang seniman secara tidak sadar dituntun oleh fantasinya.Keadaan ini banya dijumpai pada saat seniman disuruh mengungkapkan fantasinya secara verbal maupun tertulis.Seniman sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantasi, naif, dan tak masuk si akal.Dalam hal ini dalam dunia seniman adalah sesuatu hal yang wajar dan semacam ini seniman dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya. Fantasi ialah sesuatu yang berkaitan dengan khayalan seniman atau dengan suatu yang tidak betul –betul nyata serta hanya hadir dalam benak ataupikiranseniman saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi, imajinasiialah kemampuan berpikir guna (membayangkan angan-angan atau menciptakan gambar, karyalukis, karangan, serta lain sebagainya) Peristiwa berdasarkejadian nyata atau empiris seseorang seniman secara umum. Ungkapan ini berdasar teknis digunakan dalam ilmu psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang lebih dahulu diberikan persepsi pengertian. Beberapa psikolog lebih menyebutkan proses ini sebagai "menggambarkan/penggambaran" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang berlawanan dengan imajinasi "produktif/hasil" atau "konstruktif/terbangun".
Fantasi pada seniman umumnya merupakan aktivitas untuk menciptakan sesuatu, akan tetapi sekalipun demikian sering dibedakan antara fantasi yang menciptakan serta fantasi yang dipimpin. Menurut Walgito (2004: 142-143) terdapat lima macam fantasi; (1) fantasi yang menciptakan (2) fantasi yang di tuntun atau di pimpin (3) fantasi yang mengabstraksi (4) fantasi yang mendeterminasi (5) fantasi yang mengkombinasi. Fantasi yang menciptakan adalah fantasi yang merupakan wujud atau sejenis fantasi yang hasilnya menciptakan sesuatu, contohnya; seorang desainer pakaian menciptakan bentuk pakaian atas dasar fantasinya, pelukis menciptakan lukisan atas daya fantasinya.Fantasi ini direalisasikan dalam bentuk nyata atas imajinasi yang dimiliki senimannya.
Fantasi yang dituntun atau dipimpin, merupakan wujud atau model fantasi yang di tuntun oleh fihak lain. Misalkan seseorang yang melihat film dokumenter Afandi sedang melukis, orang ini dapat mengikuti tentang apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat lain dengan perantara film itu, sehingga fantasinya dituntun oleh film tersebut. Demikian pula ketika seniman berfantasi oleh isu maupun berita yang diterimanya untuk di tuangkan ke sebuah karya, fantasi ini juga bisa disebut reverensi dalam persepsi seniman. Fantasi yang mengabstraksi, ialah tehnik seniman untuk berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa unsur, sehingga terdapat beberapa bagian dari fantasi yang dihilangkan, atau mengambil fantasi yang diprioritaskan. Contohnya ketika seniman sedang berfantasi tentang “pemandangan laut” dalam fantasi senian di seberang lautan terdapat pasir, pohon nyiur, kapal yang sedang berlabuh, garis horizon laut, awan dan langit. Saat seniman sedang mendapatkan issu untuk di tuangkan ke dalam karyanya mengenai “susahnya menjadi nelayan” seniman hanya menuangkan wujud fantasi sebuah kapal dan pohon nyiur saja dengan latar belakang lain oleh seniman yang dibuat di gurun pasir, jadi seniman hanya menuangkan bentuk kapal dan pohon nyiur saja dalam karyanya, dan gurun pasir sebagai visualisasi bahwa disana tidak ada sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan.
Contohnya ketika seniman sedang berfantasi tentang pemandangan laut
Fantasi yang mendeterminasi yaitu tehnik seniman berfantasi dengan mendeterminasi (hal menentukan, menetapkan, memastikan) terlebih dahulu. Misalkan seseorang belum melihat harimau yang mereka lihat adalah kucing, kucing disini dijadikan bahan fantasi guna memberikan penjabaran tentang harimau. Dalam berfantasi tentang harimau pada bayangannya mirip kucing, namun wujudnya lebih besar seperti harimau. Fantasi yang mengkombinasi, yaitu seorang berfantasi dengancara mengkombinasikan pengertian atau bayangan yang terdapat pada individu yang terkait. Misalkan berfantasi dengan ikan duyung, yaitu kepanya seorang wanita cantik tetapi badanya badan ikan.Jadi adanya kombinasi kepala manusia dan badan ikan, fantasi yang seperti inilah yang banyak digunakan oleh seniman.Misalkan ingin menggambar rumah dengan mengkombinasikan model eropa dengan atap model joglo.
Fantasi apabila dibandingkan dengan kempuan jiwa yang lain suatu fantasi lebih bersifat subjektif. Ketika seorang seniman berfantasi dengan bayang-bayang atau tanggapan- tanggapan yang telah ada dalam dirinya memegang peranan yang sangat penting.Bayangan fantasi berbeda dengan bayangan persepsi.Bayangan persepsi adalah hasil dari pesepsi, namun bayangan fantasi ialah hasil dari fantasi. Dengan kekuatan fantasi atau imajinasi seniman bias menjangkau ke depan dengan ide dan gagasan apa yang akan dia tuangkan, fantasi memiliki arti yang penting pada kehidupan seniman. Dengan fantasi pula seniman dapat menambah bayang-bayang dan tanggapan mengenai dengan apa yang akan dia tuangkan kedalam sebuah karya seni. Tidak berarti juga bahwa fantasi membawa keburukan, dengan fantasi seseorang bias keluar dari alam nyata lalu masuk kedalam alam fantasi.Hal ini merupakan sesuatu yang berbahaya karena orang terbawa kepada hidup yang tidak nyata, fantasi bisa memunculkan kebohongan, takhayul dan sebagainya.
Kesimpulan
Seniman memiliki sisi yang unik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya, tanpa seniman karya seni tidak akan bisa tercipta, tanpa seniman juga apresiator tidak bisa menikmati yang namanya karya seni. Seniman dapat berekspresi dengan estetika karena seniman dapat menuju alam ide guna melihat keadaan yang sebenarnya, seniman disini berfikir secara logis dan psikologis. Dari kedua dispilin ilmu antara psikologi dan seni, menggunakan metode dari ilmu psikologi mengenai persepsi dan fantasi untuk membedah kehidupan berkesenian dengan subjek seniman, karena seniman merupakan bagian yang paling inti dalam kedua komponen seni yang dijabarkan di atas. Persepsi dan fantasi merupakan sisi yang ada dalam internal seniman yang menjadi faktor acuan dalam berkarya seni. Tidak hanya faktor yang terdapat dalam diri seniman, faktor dari luar seniman seperti lingkungan sosial, adat dan budaya pun berpengaruh terhadap kehidupan seniman. Proses persepsi oleh seniman tidak bisa lepas dari proses pengindraan, dan proses penginderaan adalah proses awal dari proses persepsi oleh seorang seniman.
Proses pengindraan akan berlangsung di setiap saat oleh seniman, pada saat seniman menerima stimulus melaui alat indra yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengaran, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit serta tangan sebagai alat peraba, kesemuanya itu merupakan alat indra yang dipakai untuk menerima stimulus secara fisik dari luar seniman. Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk anggapan atau bayangan baru.Dengan kekuatan fantasi seorang seniman dapat melepaskan ide, gagasan dan melepaskan diri dari suasana yang dihadapinya serta untuk menjangkau ke depan, ke suasana yang akan datang
Referensi
Bastomi, Suwaji. 2003. Kritik Seni. Semarang: FBS UNESS.
Bigot, L.T.C. et al. (1950).Leerboek der Psychologie. Groningen-Jakarta: J.B. Walters
Davidoff, L.L.(1981).Introduce to Psychology. Second Edition.McGraw-Hill International Book Company : Tokyo.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Woodworth, R.S.and Marquis, D.G.1957.Psycholog.Henry Holt and Company:New York.
Komentar
Posting Komentar